Copy-paste Kini dan Dulu


Para bloger tentunya tidak asing lagi dengan istilah yang sangat populer yaitu copy-paste (selanjutnya saya singkat dengan copas), memang copas merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi bloger, memang banyak motif dalam hal melakukan copas, ada yang bermotif mengejar jumlah postingan,  ada yang mempunyai ide namun tidak mampu untuk menuangkanya dalam tulisan dan ada pula sang pembalak yaitu web auto-conten-search.

Disamping bermacam-macamnya motif pelaku, para korbanpun saling berbeda pendapat. Ada yang menilai bahwa aksi copas merupakan penjiplakan yang melanggar hak intelektual, ada pula yang menganggap bahwa copas adalah hal wajar. Sebagian kelompok yang mengatakan copas adalah wajar mereka beranggapan bahwa suatu kreatifitas perlu belajar, seperti halnya menulis blog perlu kretaifitas yang terasah, imaginatif, pengalaman, banyak membaca dan tentunya memerlukan banyak energi dan waktu. diharapkan dengan kegiatan copas sang pelaku akan belajar sedikit demi sedikit cara menulis blog, seiring dengan kedewasaan intelektualnya maka suatu saat diharapkan sang pelaku copas akan menjadi penulis blog sejati. yang selalu punya opini dan pandangan lain yang kemudian dituangkan kedalam sebuah tulisan berdasarkan pengetahuan, perasaan maupun keaadaan sosial dimana sang pelaku copas berada.

Namun menilik kondisi copas sekarang, tahukah anda bahwa copy paste tersebut sudah ada sejak ratusan tahun lalu?? Penggunaan copas bukanlah hal baru, namun sudah ada sejak zaman dahulu, dimasa keemasan para ulama islam fiqh banyak kok yang melakukan copas, cuman bedanya mereka lebih meng-integritas-kan dan meleburkan pengetahuan dirinya kepada penulis buku induknya. yang kemudian diuraikan kedalam sebuah kitab atau tulisan baru yang lebih lengkap.
Berbeda namun perlu digali, istilah copas zaman dahulu adalah dengan istilah "syarah" atau memberikan keterangan lebih luas dari buku / kitab aslinya.
disini sang penulis terkadang membuat keterangan yang sangat panjang dari kitab aslinya. namun tetap disertai teks asli (matan) dari kitab yang disyarahinya.

Beberapa ulama adapula yang menyimpelkanya sebuah karangan kitab yang berjilid-jilid dijadikan lebih simple dan menjadi lebih mudah dibaca karena yang diambil adalah hanya inti keterangan atau dikenal dengan  istilah "Mukhtashor" namun dengan jiwa besar para ulama tersebut tetap menyantumkan nama kitab aslinya.

Berbeda dengan para pelaku copas sekarang, dapat saya katakan jarang yang melakukan hal tersebut diatas, baik menambahkan keterangan maupun menyimpulkan  sebuah opini. 
Semoga dengan tulisan ini sang pelaku copas akan sadar dan memulai untuk melakukan copas yang sehat, mengapa dikatakan sehat, karena didalam melakukan copas sang pelaku selalu berusaha untuk lebih mengerti dari opini yang dibacanya kemudian dituangkan kedalam sebuah tambahan opini pribadi dari opini hasil copas. hal tersebut tentunya akan mengasah cara menulis anda sedikit demi sedikit namun pasti. yang berimbas suatu saat nanti anda akan berusaha menulis secara mandiri dan bukanlah hal yang niscaya hasil tulisan anda akan menjadi referensi para bloger lainya.

Ayo Kita Galakkan COPAS Sehat!!

Komentar

Postingan Populer